Ada Masker Antara Kita dan Corona - Bramseeing - Blognya si Brama

Bramseeing - Blognya si Brama

Kulaporkan Apa Yang Kurasa

Terbaru

04 Maret 2020

Ada Masker Antara Kita dan Corona

Jakarta, Bramseeing - 31 Desember 2019 di Wuhan bisa jadi merupakan hari paling kelam bagi penduduk negeri tirai bambu, dan juga penghuni planet biru ini. Betapa tidak, virus SARS-CoV-2, 2019-nCoV atau yang lebih beken disebut sebagai virus Corona (COVID-19) hadir, membawa ketakutan, cemas, dag-dig-dug, dan perasaan ngeri-ngeri sedap lainnya.

Sebenarnya, virus ini bukan penyakit baru yang tiba-tiba muncul tanpa sebab. Sebelumnya, jenis keluarga virus yang sama dengan nama MERS dan SARS juga nggak kalah heboh mengguncang dunia. Bahkan, sebuah studi mengatakan, MERS jauh lebih mematikan (lebih banyak menyebabkan kematian, sekitar 34% angkanya) dibanding Corona. Cuma kayaknya, Corona ini memang lebih jago bikin viral, mungkin karena Tik Tok, eh...


Empat dari lima orang ini memakai masker untuk melindungi diri di tempat umum seperti transportasi publik. (Bramseeing/Bramset)

Nah, seperti biasa, sesuatu yang viral biasanya ditanggapi berlebihan oleh warga +62. Bahkan saat virus ini masih menyebar di China dan sekitarnya, stok masker yang biasa terpampang indah di Indomaret dan tetangganya, hilang! Sebabnya satu, saat lihat, dengar atau baca berita, mereka yang kuatir tertular, mencontek bagaimana warga Wuhan melindungi diri dengan masker. Jadilah masker dianggap sebagai alat pelindung diri (APD) yang cihuy punya (helm proyek kali ah).

Padahal, di saat yang sama, Indonesia belum menyatakan menemukan kasus Corona, meskipun negara-negara tetangganya sudah. Sebagian bilang, warga +62 kebal karena minum jamu, sebagian lagi bilang, kita sudah terlalu banyak makan plastik dalam rupa gorengan. Jadi virus dan penyakit apapun gak mempan! 

Mungkin ini ada baiknya, karena orang memang terkenal panik kalau soal beginian. Itu terbukti beberapa minggu kemudian. Dua orang positif Corona. Tinggalnya di Depok pula yang notabene itu adalah home base saya. Langsung deh, semua supermarket diserbu. Indomie ludes, minyak goreng ghoib, harga gula mulai naik, dan seterusnya. Yang paling rusuh adalah harga masker yang melambung tinggi, dan menghilangnya cairan antiseptik dari dunia persilatan.


Salah satu pusat perbelanjaan yang biasa sepi di jam-jam kerja, sekarang penuh dengan orang-orang yang entah kenapa begitu panik dengan memborong barang-barang. (Bramseeing/Bramset)

Panik saat bencana atau wabah adalah hal yang lumrah terjadi di semua belahan bumi ini. Yang perlu kita lakukan adalah, jangan latah ikutan panik. Karena para penyintas, adalah mereka yang tetap berpikir jernih saat keadaan memburuk.

Bukan bermaksud menggurui. Tapi memang, membaca dari sumber terpercaya adalah hal yang bisa dilakukan di saat-saat seperti ini. Banyak kok literasi gratis di luar sana tentang virus Corona, termasuk bagaimana mencegahnya. Masker memang bisa jadi salah satu pelindung, tentunya dengan beberapa syarat, seperti cara penggunaan, kapan digunakan, sampai bagaimana cara membuangnya dengan benar. Ada yang tau hal di atas? Sepertinya nggak banyak.


Termasuk saya dan teman-teman kantor yang cukup paraniod saat ada di tempat umum. Terus makannya gimana doong? (Bramseeing/Bramset)


Organisasi kesehatan dunia (WHO) bahkan sampai membuat infografis yang sangat apik soal ini. Bagaimana masker sebaiknya dipakai, misal di lingkungan yang memang tercemar, udara kualitas buruk, atau dekat dengan penderita yang positif terinfeksi. Ada hal lain yang banyak dilewati, terutama orang Indonesia. Cuci tangan.

Ini memang bukan data baku yang didapat dari penelitian rumit. Tapi sepengamatan saya, orang Indonesia lemah dalam hal urusan cuci tangan. Lima dari tujuh orang yang selesai melakukan ritual pipis di stasiun kereta Juanda, melewatkan wastafel. Dua orang lagi (termasuk saya) mencuci tangannya, satu dengan sabun (ini saya), satunya hanya bilasan air.

Bayangkan, sakitar 70 persen orang Indonesia malas cuci tangan. Memang sih agak repot, tapi menurut medis, hal tersebut efektif membunuh berbagai mikro organisme, jika dilakukan dengan cara yang benar. BTW, tau gak cara cuci tangan yang benar? Iya pakai sabun, tapi ada caranya lho. Coba simak video di bawah ini deh.



Nah, jadi makin tau kan, kalau masker memang bukan segalanya untuk menangkal penyakit. Cuci tangan adalah hal lainnya, tidak sering menyentuh muka adalah hal lain lagi, dan makan-makanan bergizi juga bisa jadi hal baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun kalo saya, tetep makanan diskon adalah yang terbaik :D (eh ada promo Shopee Pay tuh). (bramset)


Kalo yang ini sih pasukan ikut bapaknya :D. (Bramseeing/Bramset)

Post Bottom Ad

Halaman